SND Covington Pawai untuk Reformasi Peraturan Imigran

immigration-rally-2016_740

Kelompok KPKC Covington yang baru terbentuk, Imigrasi Action, memulai kegiatan mereka dengan berpartisipasi dalam pawai imigrasi dan reli di Newport, Kentucky pada 18 September. Keuskupan Covington dan beberapa organisasi Cincinnati lainnya menyelenggarakan acara, yang dimulai dengan doa di Sekolah Holy Trinity. Dari sana, kelompok tsb melanjutkan reli mereka ke Lonceng perdamaian di Newport, bernyanyi dan menyerukan hak azasi manusia untuk para imigran dan meminta perubahan peraturan untuk para imigran. Sebelum sampai ke Lonceng Perdamaian, kelompok Paduan Suara orang-orang Guatemala mendukung kelompok demonstran dengan bernyanyi dan menari mohon kehadiran Roh Kudus.

Seorang wanita muda, dulunya imigran gelap tapi sekarang memiliki visa sementara memberikan kesaksian inspiratif. Dia menjelaskan bahwa dia datang ke Amerika Serikat ketika ia berusia enam tahun dan telah tinggal selama sembilan belas tahun di negara ini. Ijin tinggalnya hanya sementara, tetapi ia menjelaskan bagaimana ijin tinggal itu telah membantunya untuk melanjutkan studi di universitas. Ia berterima-kasih kepada ibunya karena keberaniannya mengambil risiko untuk memberikan hidup yang lebih baik kepada anaknya. Kemudian Lonceng Perdamaian berbunyi, lama, khidmat dan gemanya bergetar. Kemudian rombongan demo menyanyikan lagu penutup dan membubarkan diri.

Jan Ferguson, anggota Mitra SND dan ketua Immigration Action, mengikuti pawai bersama Sr. Maria Francine Stacy, Sr. Mary Rachel Nerone, Sr. Jean Marie Hoffman, Sr. Mary Lourita Warken, Sr. Cormarie Rebhan, Sr. Mary Ruth Lubbers, Sr. Mary Pat Bruemmer, dan Jan Marie Villalobos. Setelah pawai ia berkata, “Di sini ada banyak keluarga yang bercerita tentang bagaimana mereka tiba di sini mencari kehidupan yang lebih baik untuk anak-anak mereka. Banyak dari antara mereka datang bersama geng dan jika mereka ini tidak ikut komplotan penjahat itu mereka dapat dibunuh.”

Tujuan pawai itu untuk menyuarakan perhatian pada isu-isu dan realitas yang dihadapi imigran. “Anda dapat melihat setiap saat dalam sejarah kami,” kata Ferguson, “dan selalu ada sekelompok imigran yang tidak diinginkan. Kita tahu hal itu terbukti benar pada hari ini.”

Tidak ada Orang Asing Lagi

Gagasan dari orang yang tidak diinginkan di masyarakat kita adalah apa yang mendorong komunitas Notre Dame untuk membuat Imigration Action. Pada musim gugur 2016, di Hari Musyawarah Provinsi Covington, para suster dan mitra SND membentuk tiga komite tentang isu-isu keadilan sosial. Salah satunya adalah untuk air, yang lain dikhususkan untuk perdagangan manusia, dan yang ketiga berfokus pada imigran.

“Penting bagi kita untuk memperhatikan imigran,” kata Ferguson. “Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB) menulis surat pastoral berjudul ‘Tidak ada Orang Asing Lagi’ dan dalam suratnya, dengan membantu para imigran kita ini berjuang mendapatkan Hak untuk Hidup bagi mereka. Orang-orang ini menghadapi kematian dan konsekuensi yang mngerikan jika mereka tidak meninggalkan negara asal mereka. Kita dipanggil oleh Alkitab untuk menyambut orang asing dan untuk membantu mereka yang tidak dapat mengurus diri sendiri.”