Suster Misionaris kembali ke Toledo sesudah 32 tahun

Suster Mary Vivette Baker, SND, meninggalkan Papua New Guinea
Suster Misionaris kembali ke Toledo, OH, USA sesudah 32 tahun
Tulisan oleh Suster Bernadine Marie Yabimini, SND, PNG

The Australian Minister of Foreign Affairs

Menteri Luar Negeri Australia


Pelayanan misionaris Suster Mary Vivette kepada masyarakat di Papua Nugini termasuk 17 tahun sebagai Kepala Sekolah SD Notre Dame, Mt. Hagen, dan 12 ½ tahun sebagai Pemimpin Distrik para Suster Notre Dame di PNG.

vivette_childern dancing

Anak-anak sedang menari

Hidupnya di Papua Nugini dimulai tanggal 6 Januari 1969 sebagai seorang misionaris dan guru. Beliau seorang pekerja keras dan dicintai oleh semua muridnya serta dikagumi oleh para guru, kepala sekolah, orang tua murid dan masyarakat. Setiap orang menyukai senyumnya dan semangatnya yang selalu menyambut semua orang, baik itu murid, guru, orangtua murid, atau mereka yang menimbulkan masalah di sekolah serta menuntut sekolah.

Dibawah kepemimpinan Suster Mary Vivette, fasilitas sekolah diperluas besar-besaran (uniknya ada 22 kolam ikan yang memasok ikan untuk sekolah), dan SD Notre Dame telah berkembang menjadi salah satu sekolah terbaik di Provinsi dan juga di negara. Ini adalah satu-satunya sekolah puteri di Provinsi dan salah satu dari empat sekolah puteri di dalam negara. Suster Mary Vivette mengajukan proposal untuk memohon bantuan dana dan menerima bantuan dana untuk meningkatkan sekolah. Bantuan dari Australia melalui Australian Aid telah menyediakan dukungan yang besar bagi sekolah dan Menteri Luar Negeri Australia, Hon. Bob Carr, bersama wakil dari organisasi Australian Aid ini sangat senang melihat apa yang dilihat disana sewaktu mereka berkunjung ke sekolah.

Bulan Desember 2012 adalah bulan acara perpisahan resmi Suster Mary Vivette, dan juga menyongsong perayaan pesta profesi religiusnya. Pada tanggal 12 Desember, SD Notre Dame memulai Misa Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Douglas Young dengan konselebran Pastor Jerry Theis (keduanya pastor SVD). Di hari berikutnya sekolah merayakan perpisahan dengan berbagai tarian tradisional, beliau tidak dapat berkata-kata melihat tamu undangan dan banyaknya hadiah yang diberikan. Ratusan orang menghadiri perayaan ini.

Sisters preparing

Para Suster sedang bersiap-siap


Para suster Notre Dame merayakan perpisahan bersama Suster Mary Vivette pada tanggal Desember. Pertama untuk merayakan Pesta Emasnya sebagai Suster Notre Dame. Ibadat pagi dipimpin oleh Suster Marie Bernadette, dan semua suster memuji dan bersyukur kepada Tuhan kita yang mahabaik atas hidup dan pelayanan Suster Mary Vivette. Semua suster tak kuasa menahan airmata karena ini merupakan saat-saat terakhir bagi Suster Mary Vivette sesudah pelayanan yang panjang selama 32 tahun bersama mereka di PNG. Sesudah ibadat dilanjutkan dengan makan pagi. Setiap rumah cabang menyiapkan bagiannya untuk dihidangkan. Misa Kudus dimulai pukul 10:00 pagi, sekali lagi bersama Uskup Douglas Young dan Pastor Jerry Theis sebagai konselebran. Para suster menari saat pembukaan, prosesi Kitab Suci dan persembahan.
Sesudah Misa, Uskup Agung Young, atas nama pemerintah PNG, menyerahkan medali Kemerdekaan Negara Papua Nugini kepada Suster Mary Vivette atas pelayanan dedikasinya yang lama kepada masyarakat Negara ini. Sesudah Misa, semua menikmati hidangan bersama dan dilanjutkan dengan sajian acara-acara.

Mengenai panggilan pribadi Suster Mary Vivette berkata, “Kesukaanku ialah melaksanakan kehendak Tuhan”. Kami bertanya kepadanya mengenai perasaannya pada para pemudi yang ia didik bertahun-tahun di Papua Nugini, beliau berkata, “saya ingin mengembangkan kepercayaan diri para pemimpin wanita Kristiani, sehingga mereka dapat menghayati integritas hidup dan kepenuhan”.

Suster Mary Vivette mengatakan bahwa beliau merasakan sungguh kerasan di PNG bersama para suster dan masyarakat. Komunitas SND di PNG tidak besar dan di sana terasa kebersamaan, kepedulian, kasih dan berbagi satu sama lain. Kami menghayati gaya hidup sederhana; kemudahan dalam komunitas,kesatuan dan doa bersama yang menyeimbangkan hidup kami. Beliau memahami bahwa masyarakat PNG berpikir dengan cara yang berbeda, mengartikan sesuatu secara berbeda dan lebih menggunakan bahasa simbol. Masyarakat tidak terburu-buru dan menerima apa adanya serta menikmati saat sekarang bersama orang lain, dan masyarakat di desa bekerja kapan pun mereka mau.

Namun, di Amerika, hidup bergerak sangat cepat, budaya seperti dilemparkan kepada anda ketika anda tidak terbiasa dengannya karena berada jauh sekian lama. Suster M. Vivette berkata bahwa selalu ada sesuatu yang terjadi. Beliau merasakan kebutuhan untuk mengejar dan kembali ke negaranya, dan beliau perlahan-lahan melakukannya.

Suster Mary Vivette tiba di Papua Nugini pada tanggal 6 Januari 1980 dan meninggalkan PNG untuk kembali ke Amerika pada tanggal 6 January 2013.

Terimakasih Suster Mary Vivette atas pelayananmu kepada kami di Papua Nugini. Semoga Tuhan kita yang mahabaik selalu memberkati dan bersamamu, serta membalas segala kebaikan yang telah suster kerjakan untukNya di Papua Nugini.

Sister M. Vivette with the two priests

Suster M. Vivette bersama para pastor

Sr. M. Vivette and Sr. M. Lilian

Sr. M. Vivette dan Sr. M. Lilian

Sr. M. Tina Petrick, Sr. M. Vivette Baker, and Sr. Marietta Widman

Sr. M. Tina Petrick, Sr. M. Vivette Baker,dan Sr. Marietta Widman